Belajar dari Pengalaman Telkom Flexi
Manajemen PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. telah mengumum- kan rencana untuk mengalihkan pelanggan Telkom Flexi ke anak
usahanya, PT Telekomunikasi Seluler.
telekomunikasi itu karena kian hari jumlah pelanggannya bukannya ber- tambah, malah berkurang.
Flexi merupakan layanan telekomunikasi yang diselenggarakan Telkom sejak sekitar 12 tahun yang lalu. Layanan ini adalah bentuk pengembang- an layanan telepon saluran tetap namun diselenggarakan dengan teknologi nirkabel. Oleh sebab itu, layanan ini disebut sebagai fixed wireless. Flexi menggunakan teknologi seluler CDMA namun dengan coverage terbatas seperti fixed line.
Selama beberapa tahun pertama, Flexi berhasil mencatatkan pertum- buhan yang bagus. Menurut Info Memo yang diterbitkan Telkom, jumlah tertinggi pelanggan dicapai pada 2011 yakni sebanyak 18,7 juta sam- bungan.
Stagnasi mulai terjadi, tetapi Telkom masih berhasil mempertahankan jumlah pelanggan sebesar 18,4 juta sambungan pada triwulan pertama
2013. Sayangnya, sejak pertengahan 2013, jumlah pelanggan terus turun. Penurunan terjadi sangat drastis dan berlanjut pada 2014.
Pada akhir semester pertama tahun ini, jumlah pelanggan Telkom Flexi tinggal sekitar 4 juta sambungan. Pendapatan rata-rata yang diperoleh dari setiap pelanggan pun rendah, yakni Rp17.000 per bulan.
Penurunan yang terjadi dengan cepat ditambah dengan ketidakmampun untuk membangun kembali kurva pertumbuhan Flexi, memaksa menaje- men perusahaan itu untuk menghentikan layanan yang tidak lagi meng- untungkan.
Banyak hal, termasuk kondisi eksternal, yang memaksa layanan sema- cam Flexi ini tidak bisa lagi berkembang. Dari sisi lingkungan teknologi global, penggunaan CDMA memang semakin tidak mampu bersaing de- ngan teknologi GSM. Bagi pelanggan, pilihan handset tidak banyak, cove- rage terbatas, dan tarif pesaing semakin murah.
Jika pertumbuhan sudah gagal diraih dan penurunan terus terjadi, maka pilihan menjadi tidak banyak. Shut down, menjual unit bisnis ke penye- lenggara CDMA lain, atau migrasi teknologi dan menggabungkan layanan ke anak usaha adalah sedikit pilihan yang tersedia.
Beruntung bahwa Telkom memiliki anak usaha yang juga bergerak di
bidang telekomunikasi nirkabel, yakni Telkomsel. Dengan demikian masih tersedia opsi untuk menggabungkan—baik teknologi maupun pelanggan— ke anak usaha. Bila kendala serupa dihadapi penyelenggara lain, maka pi- lihan jalan keluar lebih sedikit lagi.
Jika kita lihat lebih jauh, Flexi adalah layanan yang unik. Awalnya di- bangun sebagai reaksi atas kesulitan yang dihadapi oleh penyelenggara telepon saluran tetap terhadap berkembangnya layanan seluler yang berba- sis GSM. Fixed wireless juga sebagai reaksi dibukanya persaingan fixed line dan pengakhiran monopoli.
Frekuensi yang digunakan Flexi, pada mulanya, pun tidak lazim. Pemerintah kemudian memaksa Telkom untuk migrasi frekuensi ketika penataan dilakukan. Jadi, sejak awal kelahirannya memang ada semacam tambal sulam, termasuk proses perizinannya.
Persoalan lain yang sulit dihadapi untuk perusahaan yang bergerak di bidang teknologi tinggi adalah lingkungan teknologi global. Perubahan
terjadi dengan cepat. Tanpa dukungan lingkungan global yang memadai, keter-sediaan perangkat akan menjadi masalah.
terjadi dengan cepat Sebenarnya masalah serupa bisa saja dan ketidakmampuan menimpa penyelenggara teleomunikasi membangun kembali lain, termasuk yang berbasis GSM, bila
kurva pertumbuhan muncul teknologi baru. Oleh sebab
memaksa Telkom itu, pemerintah dan Badan Regulasi
menghentikan la- Telekomunikasi Indonesia perlu mengan-
yanan Flexi. tisipasi perkembangan semacam ini.
Hal lain yang perlu menjadi catatan
Persoalan serupa harus mendapat kompensasi yang layak, bisa juga menimpa dan tidak boleh dirugikan. penyelenggara berba- Proses dari kelahiran hingga penutup- sis GSM bila muncul an Flexi bisa menjadi pelajaran menarik
mengenai siklus hidup layanan yang
Perubahan ling- dalam penghentian layanan adalah dam-
kungan teknologi pak bagi konsumen. Memang jumlah global sering menjadi konsumen semakin menyusut, yang kendala yang sulit kalau dibiarkan pun bisa habis dengan dihadapi. sendirinya. Akan tetapi, konsumen tetap-
lah harus diperlakukan dengan baik,
No comments:
Post a Comment